Menurut Ustadz Arif Fathul Ulum bin Ahmad Saifullah خفظه الله
Ahlus Sunnah adalah orang-orang yang berpegang teguh dengan Kitabullah dan Sunnah Rasulullah صلي الله عليه وسلم dan apa yang disepakati oleh as-Sabiqunal Awwalun dari kalangan Muhajirin dan Anshar serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik.
Yang keluar dari definisi Ahlus Sunnah adalah setiap ahli bid'ah dan ahwa’ yang menyeleweng dari Rasulullah صلي الله عليه وسلم dan apa yang disepakati oleh as-Sabiqunal Awwalun dari kalangan Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka.
Tidaklah seorang benar-benar dikatakan Ahlus Sunnah sehingga dia berlepas diri dari semua ahli bid'ah dan pemikiran-pemikiran mereka.
Ahlus Sunnah memiliki karakteristik yang berbeda dengan ahli bid'ah dari segi penamaan, bahwasanya Ahlus Sunnah tidak memiliki nama dan julukan kecuali Islam dan dilalah (signifikasi)nya.
Ahlus Sunnah tidak pernah menisbatkan diri kepada seorang pun dan tidak menjadikan suri tauladan dalam segala sesuatu kecuali kepada Rasulullah صلي الله عليه وسلم.
Ketika muncul berbagai kelompok bid'ah dan kesesatan, maka Ahlus Sunnah perlu memiliki nama-nama yang membedakan mereka dari kelompok-kelompok sesat ini Sehingga muncullah saat itu nama-nama Ahlus Sunnah yang syar'i. Di antara nama-nama mereka adalah: Ahlus Sunnah wal Jama'ah, Firqatun Najiyah, Tha'ifah Manshurah, dan Salaf.
Tidak boleh menghukumi seorang ulama Ahlus Sunnah bahwa dia adalah mubtadi' atau keluar dari Ahlus Sunnah dengan sebab suatu kesalahan dalam ijtihad, sama saja apakah ijtihad tersebut di dalam masalah-masalah aqidah atau dalam masalah-masalah halal dan haram yang banyak diperselisihkan oleh para ulama Ahlus Sunnah.
Kehati-hatian dalam masalah ini bukan berarti membiarkan adanya kesalahan dan tidak saling memberi nasihat. Hanya saja penjelasan terhadap adanya suatu kesalahan hendaknya dilakukan oleh seorang yang mumpuni keilmuannya dan hendaknya dia melakukan hal itu semata-mata mengharap keridhaan Alloh dan menjelaskan al-haq, juga hendaknya dia berusaha menghormati orang yang dia bantah serta memusatkan perhatian pada perkataannya bukan pada personnya. Wallohu A’lam bish shawab.[]
Post a Comment